I.
PENDAHULUAN
Air bersih merupakan
salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan.
Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga,kebutuhan
industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka
adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan
utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan
kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan
sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air
bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan
dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan
dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
Kebutuhan air bersih
merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan
akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat
yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan
ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan
warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang
berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga
oleh
sebab itu kawasan di Jakarta yang sangat padat penduduknya sangat membutuhkan
air bersih untuk keperluan sehari-hari.
II.
ISI
Krisis Air Belum
Tertangani, Pedagang Air Kerepotan
JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya warga, krisis air
bersih yang melanda RW 1, 4, dan RW 5 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara,
membuat pedagang keliling kerepotan. Permintaan melonjak, tetapi sumber air
terbatas.
Mereka harus menambah jam kerja dan menunggu dalam
waktu yang lebih lama untuk mengisi air. Hingga Selasa (2/4/2013), warga masih
kesulitan air.Kran dan jaringan pipa tak mengalirkan air bersih. Untuk mandi
dan mencuci, warga terpaksa ke toilet umum dan menyedot air tanah yang keruh
dan payau. Kasran (38), penjual air
keliling di Kapuk Muara mengaku, hanya bisa menjual 7 gerobak air setelah
hidran sumber air mengecil debitnya enam bulan terakhir.
Padahal dia biasanya bisa menjual hingga 12 gerobak
per hari dengan keuntungan rata-rata Rp 10.000 per gerobak.
"Pedagang-pedagang mengantre di hidran untuk
mengisi jeriken. Biasanya mulai mengisi pukul 06.00, kini harus datang lebih
awal, pukul 03.00 atau pukul 04.00, agar kebagian air," ujarnya.
Untuk mengisi 20 jeriken (satu gerobak), kata
Kasran, butuh waktu hingga satu jam. Padahal, biasanya hanya 5-10 menit.
"Debitnya kecil sekali, pedagang lain antre, jadi harus sabar,"
ujarnya.
Sunarno (38), Ketua RT 7 RW 4 Kapuk Muara
menambahkan, warga hampir enam bulan kesulitan air. "Air kadang mengalir,
tetapi kecil sekali alirannya, jadi terpaksa beli air pikulan yang harganya Rp
3.000-5.000 per pikul," ujarnya.
Terkait krisis itu, Corporate Communication Manager
PT Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, pihaknya sudah merehab jaringan di
Kapuk Muara, tetapi ternyata tetap harus menunggu pembangunan "booster
pump".
"Ini berhubungan dengan Booster Pump Tubagus
Angke yang masih proses izin dari Dinas PU DKI. Targetnya selesai akhir tahun
ini," ujarnya.
III.
KESIMPULAN
Dari berita di atas
dapat di simpulkan bahwa air bersih sangat penting bagi masyarakat umum khususnya di kawasan kota yang sangat padat
penduduk contoknya di kota Jakarta. Apalagi di kawasan Jakarta serapan airnya
yang kurang baik di karenakan banyak bangunan-bangunan yang terbuat dari berton
yang hasilnya tidak menyerap air ketanah yangmenyebabkan kekeringan.
Oleh karena itu peranan
pemerintah sangatlah penting untuk membantu masyarakat yang kekurangan air
bersih contihya dengan memberikan bantuan melalui terjun langsung ke lapangan
membawa air bersih dengan mobil-mobil pengisian air atau bisa juga melalui
pembuatan pump-pump disetiap daerah.