Selasa, 02 April 2013

Krisis Air Belum Tertangani, Pedagang Air Kerepotan

I.                   PENDAHULUAN
                       
                Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga
            oleh sebab itu kawasan di Jakarta yang sangat padat penduduknya sangat membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.  

II.                ISI

Krisis Air Belum Tertangani, Pedagang Air Kerepotan

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya warga, krisis air bersih yang melanda RW 1, 4, dan RW 5 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, membuat pedagang keliling kerepotan. Permintaan melonjak, tetapi sumber air terbatas.
Mereka harus menambah jam kerja dan menunggu dalam waktu yang lebih lama untuk mengisi air. Hingga Selasa (2/4/2013), warga masih kesulitan air.Kran dan jaringan pipa tak mengalirkan air bersih. Untuk mandi dan mencuci, warga terpaksa ke toilet umum dan menyedot air tanah yang keruh dan payau. Kasran (38),  penjual air keliling di Kapuk Muara mengaku, hanya bisa menjual 7 gerobak air setelah hidran sumber air mengecil debitnya enam bulan terakhir.
Padahal dia biasanya bisa menjual hingga 12 gerobak per hari dengan keuntungan rata-rata Rp 10.000 per gerobak.
"Pedagang-pedagang mengantre di hidran untuk mengisi jeriken. Biasanya mulai mengisi pukul 06.00, kini harus datang lebih awal, pukul 03.00 atau pukul 04.00, agar kebagian air," ujarnya.
Untuk mengisi 20 jeriken (satu gerobak), kata Kasran, butuh waktu hingga satu jam. Padahal, biasanya hanya 5-10 menit. "Debitnya kecil sekali, pedagang lain antre, jadi harus sabar," ujarnya.
Sunarno (38), Ketua RT 7 RW 4 Kapuk Muara menambahkan, warga hampir enam bulan kesulitan air. "Air kadang mengalir, tetapi kecil sekali alirannya, jadi terpaksa beli air pikulan yang harganya Rp 3.000-5.000 per pikul," ujarnya.
Terkait krisis itu, Corporate Communication Manager PT Palyja Meyritha Maryanie mengatakan, pihaknya sudah merehab jaringan di Kapuk Muara, tetapi ternyata tetap harus menunggu pembangunan "booster pump".
"Ini berhubungan dengan Booster Pump Tubagus Angke yang masih proses izin dari Dinas PU DKI. Targetnya selesai akhir tahun ini," ujarnya.


III.             KESIMPULAN

Dari berita di atas dapat di simpulkan bahwa air bersih sangat penting bagi masyarakat umum  khususnya di kawasan kota yang sangat padat penduduk contoknya di kota Jakarta. Apalagi di kawasan Jakarta serapan airnya yang kurang baik di karenakan banyak bangunan-bangunan yang terbuat dari berton yang hasilnya tidak menyerap air ketanah yangmenyebabkan kekeringan.
Oleh karena itu peranan pemerintah sangatlah penting untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih contihya dengan memberikan bantuan melalui terjun langsung ke lapangan membawa air bersih dengan mobil-mobil pengisian air atau bisa juga melalui pembuatan pump-pump disetiap daerah.
                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar